Di hari ke-3 ini, kami berencana untuk menjelajahi sebagian kecil daerah Belitung Timur, yang waktu tempuhnya agak lama dari pusat kota. Tapi ga terasa capek lowh, secara jalan-jalan di Belitung sudah diaspal muluuuuusssss...
Berdasarkan keterangan Pak Escape, ciri pantai-pantai di Belitung Timur adalah pantai landai yang tidak terdapat sebaran batu-batu granit raksasa seperti pantai-pantai yang kita kunjungi sebelumnya.
Replika Sekolah Laskar Pelangi : Sekolah Reyot Sumber Inspirasi
Seperti udah diketahui sebelumnya, nama Belitung jadi "booming" setelah film Laskar Pelangi tayang di bioskop.Film yang menceritakan kehidupan anak-anak SD Muhammadiyah Belitung yang memiliki semangat tinggi untuk mengenyam pendidikan meskipun mereka berasal dari kalangan kurang mampu, bahkan mereka tak segan berkompetisi dengan SD "kalangan berada". Film ini pastinya mengambil latar belakang beberapa tempat indah di Pulau Belitung, & berhasil menyihir para wisatawan untuk mengunjungi pantai-pantai di Belitung, & juga replika SD Muhammadiyah (SD Laskar Pelangi).
SD Muhammadiyah (SD Laskar Pelangi) yang kita temui di sini hanyalah replika bangunan SD Muhammadiyah yang sudah tidak ada lagi, replika inilah yg digunakan untuk pembuatan film Laskar Pelangi.
Bangunan sangat sangat sangat sederhana nan reyot, kayu lapuk, meja dan kursi reyot dan "pincang", berdiri merana di atas pasir putih. Namun dari bangunan reyot ini muncullah inspirasi seorang anak bangsa untuk menulis karya yang sekarang sudah tersebar di berbagai negara.
Dua tiang penyangga untuk mempertahankan bangunan agar tidak semakin miring |
Museum Kata Andrea Hirata : Museum kekuatan mimpi
Museum yang penuh kesederhanaan, namun sungguh kaya akan inspirasi dan aura semangat. Museum ini mampu menjadi sumber inspirasi dan pembangkit kobaran semangat bagi siapapun yang memiliki mimpi kuat dan bertekad untuk mewujudkannya, setidaknya untuk gw.Bangunan sederhana yang menyerupai rumah adat khas Melayu memiliki berbagai ruang tematik, seperti ruang ayah, ruang Mahar, ruang Lintang, dll. Di Museum Kata kita dapat menemui berbagai karya Andrea Hirata mulai dari novel-novelnya yang diterbitkan dalam berbagai edisi bahasa hingga cover buku-bukunya dalam berbagai versi. Terpajang pula foto-foto cuplikan film Laskar Pelangi, puisi karya-karya penulis besar lainnya, beberapa foto Andrea Hirata, dan pastinya yang paling membangkitkan semangat saya adalah foto Andrea dengan tulisan "Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu."
Museum "sederhana" ini juga menurut gw akan mampu membangkitkan impian setiap anak Indonesia untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Di bagian belakang museum terdapat dapur yang menyajikan kopi kuli (kopi hitam) bagi pengunjung yang tertarik untuk menyicipinya.
Pengalaman yang sangat menginspirasi.
![]() |
Tokoh favorit gw di Buku Laskar Pelangi : LINTANG |
Buku Laskar Pelangi dalam berbagai terjemahan bahasa |
Buku Laskar Pelangi dalam berbagai terjemahan bahasa |
Naahh,, kalo foto-foto di bawah ini merupakan bagian belakang museum, yaitu dapur tempat kita bisa minum kopi :)
Pantai Serdang : Pantai berpohon pinus
Pantai Serdang terletak tidak begitu jauh dari Kota Manggar.Dalam perjalanan mendekati Pantai Serdang, pandangan kami teralihkan oleh salah satu rambu yang sedikit tersembunyi di balik pohon-pohon. Kira-kira arti gambar dalam rambu ini apa yaaa ? heheee.. *berkhayal
Rambu "unik" yang baru kali ini kami lihat, cukup tersembunyi di balik pohon, heheee.. |
Naahh,, puas ngambil gambar rambu unik ini, yuukk lanjutin perjalanan ke Pantai Serdang. Pantai yang terletak di Belitung Timur ini pada umumnya memiliki ciri yang sama dengan pantai-pantai lain di Belitung, yaitu pantai landai berpasir putih lembut di kaki, air laut jernih, dan ombak tidak begitu besar.
Namun yang menjadi ciri khas Pantai Serdang adalah sepanjang pantai ditumbuhi oleh pinus laut yang tinggi menjulang (bukan ditumbuhi pohon kelapa seperti pantai pada umumnya), dan terdapat deretan perahu katir berwarna-warni. Deretan pinus laut membuat suasana berkesan lebih sejuk & tenang, serta suara angin yang menggoyangkan pinus-pinus laut tersebut menciptakan suara yang unik & damai.
Deretan perahu katir warna-warni |
Pohon pinus laut yang berjejer sepanjang garis pantai |
Pantai Lalang
Pantai Lalang terletak di Desa Lalang, dan pada saat kami ke sana pengunjungnya jauh lebih ramai dibandingkan Pantai Serdang.Sama seperti pantai Serdang, pantai ini merupakan pantai pasir putih yang landai, memiliki garis pantai yang panjang, dan ombaknya pun cukup tenang.
Tapi gw tetap lebih menyukai pantai Serdang dibandingkan pantai Lalang, karena suasananya lebih tenang, lebih sejuk, & lebih bersih.
Resto Apung
Kami makan siang di resto apung (terletak di Kota manggar), merupakan resto yang terletak di atas danau.Menu yang ada di sini adalah makanan khas Belitung; rasa standard (entah kenapa kami selalu membandingkan dengan rasa masakan di RM Berage, karena sampai hari ke-3 kami selalu menganggap RM Berage paling juara dalam hal rasa masakan) dan pelayanan cukup lama.
Total kerusakan 6 orang : IDR 280,000.
Vihara Dewi Kwan Im
Vihara ini merupakan vihara tertua dan terbesar di Belitung. Vihara yang terletak di atas bukit, didominasi dengan warna merah dan emas. Menurut keterangan Pak Escape, untuk sampai ke bagian atas vihara kita akan menaiki 86 buah anak tangga. Vihara Kwan Im memiliki 3 buah tempat sembahyang. Karena terletak di atas bukit, pemandangan yang dapat dinikmati dari atas vihara lumayan menyejukkan mata : hutan dan Gunung Burung Mandi.![]() |
Meja persembahan |
Pintu gerbang masuk area Vihara Dewi Kwan Im |
Pantai Burung Mandi
Satu lagi pantai yang berhasil kami kunjungi di area Belitung Timur, yaitu Pantai Burung Mandi (Pantai Burong Mandi), yang terletak di Desa Burung Mandi dan tidak jauh dari Gunung Burung Mandi. *nahh loohhh ribet ga tuh ;pLagi-lagi keterangan yang sama yang bisa gw berikan tentang pantai ini : pantai pasir putih - landai - ombak laut tenang.
Pantai Tanjung Pendam : Sunset Spot
Selesai menjelajah sebagian Belitung Timur, Pak Escape mengajak kami untuk segera naik ke mobil, karena menurut beliau sungguh asyik menikmati sunset di Pantai Tanjung Pendam.Dengan segera Pak Escape memacu kencang laju mobil.
Sepanjang perjalanan dari Belitung Timur menuju ke Tanjung Pandan, kami banyak menemui "danau" kecil seperti ini. |
Pantai Tanjung Pendam letaknya berdekatan dengan kota Tanjung Pandan, mungkin karena faktor lokasi inilah yang menyebabkan pengunjung pantai cukup ramai. Pantai ini tidak seperti pantai-pantai lain yang memiliki "keajaiban" batu-batu granit raksasa, menurut gw Pantai Tanjung Pendam merupakan pantai yang standard saja, pantai pasir putih, terdapat cukup banyak cafe dan penjaja makanan, area pantai kurang bersih.
Namun karena pantai ini menghadap ke barat, maka pantai Tanjung Pendam merupakan spot yang sangat pas bila ingin melihat keindahan matahari terbenam (sunset), dengan catatan bila cuaca cerah dan mendukung yaaa; dan kami kurang beruntung karena meskipun Pak Escape udah tancap gas demi supaya kami bisa menikmati sunset, kecepatan awan tebal & suasana mendung tidak bisa tersaingi hehee..
Memang cukup nikmat duduk-duduk di pantai ini, beralaskan pasir putih, ditemani semilir angin, sambil menikmati sang surya yang perlahan menghilang, ditimpa dengan bias sinarnya yang indah.
Setelah puas menikmati matahari terbenam, kami langsung menuju RM Mak Munah untuk makan malam, lapar berat cuuuyyy..
Kami langsung memesan pindang patin porsi besar (2), cah genjer (3), cumi goreng tepung (1), otak-otak (1), es cincau (1), dan es soda gembira (5).
Total kerusakan yang kami habiskan (6 orang) adalah IDR 189,000.
Murah meriah kenyaaaang..
Perut kenyang, langsung balik ke Hotel Aston, langsung sukses tepar di tempat tidur.
Awas ngeceess ;p
0 comments:
Posting Komentar