Tampak Siring = tapak (kaki) miring
Pertama kali gw dan teman-teman mengunjungi daerah Tampak Siring (Kabupaten Gianyar, Bali) pada bulan Desember 2010. Waktu tempuh dari Kota Denpasar kira-kira 1 jam.Yang menarik menurut gw tentang daerah ini adalah asal usul nama Tampak Siring yang diceritakan oleh driver kami. Tampak = tapak kaki / bekas pijakan kaki di tanah, siring = miring / condong.
Driver kami bercerita bahwa dulu ada seorang raja sakti & sangat jahat bernama Mayadenawa (mudah-mudahan ingatan gw tepat hehee..), yang melarang masyarakat Bali untuk menyembah dewa-dewa, melainkan hanya boleh menyembah dirinya saja. Para dewa mengadakan konferensi niy, lalu mengutus Bharata Indra untuk menghukum Raja Mayadenawa.
Terjadilah peperangan antara Bharata Indra & Mayadenawa. Untuk mengelabui bala tentara Bharata Indra (alias untuk menghilangkan jejak), maka raja Mayadenawa berjalan dengan sisi kaki miring (ga kebayang deehh..). Bekas jejak kaki yang dimiringkan (tempat inilah yang akhirnya disebut dengan Tampak Siring) yang ditinggalkan oleh Raja Mayadenawa ternyata tidak berhasil mengelabui Bharata Indra.
Raja Mayadenawa akhirnya menciptakan air beracun sebagai sumber air minum bala tentara Bharata Indra yang kehausan setelah lelah berperang. Namun Bharata Indra berhasil menciptakan air penawar racun untuk menyelamatkan para tentaranya yang keracunan. Sumber air penawar racun ini yang sekarang disebut Tirta Empul, tirta artinya : air suci; empul artinya : mengepul, mengeluarkan.
Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul berada di kawasan Tampak Siring, di sebelah barat Pura Tirta Empul terletak Istana Presiden Tampak Siring. Sayang tidak sembarang orang bisa memasuki istana tsb.![]() |
| Gerbang masuk Istana Presiden Tampak Siring |
Pura Tirta Empul merupakan pura yang unik & menarik, karena di tengah pura terdapat sumber mata air yang mengalirkan air yang tak henti-hentinya. Ditambah pula dengan udara sejuk daerah Tampak Siring, pohon-pohon rindang yang mengelilingi area pura, & suara gemericik air dari pancuran; semakin membuat hawa terasa segar dan sanggup mengundang rasa damai.
Berikut di bawah ini merupakan keterangan dari tour guide kami (tour guide merangkap photographer). Area pura terbagi menjadi 3, yaitu :
- bagian depan : biasanya digunakan sebagai tempat musyawarah.
- bagian tengah : terdapat beberapa pancuran dan bagian dapur (fungsinya antara lain untuk tempat menyimpan beras untuk upacara, tempat mempersiapkan sai-sajian yang akan dipersembahkan kepada para dewa, tempat untuk memasak daging kecuali sapi, dll).
- bagian dalam : bagian tersuci dari keseluruhan kompleks pura. Seingat gw aja yaa,, di sini terdapat bangunan-bangunan untuk memuja Bhatara Gunung Batur & Bhatara Gunung Agung, bangunan tempat pertemuan para dewa yang turun, bangunan tempat duuk pendeta saat memimpin upacara, bangunan untuk memuja Dewi Sri, dll.
- Pancuran Pancaka Tirta : 5 pancuran (tidak boleh cuci muka di sini)
- Pancuran pemandian laki-laki : 8 pancuran
- Pancuran pemandian wanita : 13 pancuran
- Pancuran wong cama : 5 pancuran

0 comments:
Posting Komentar