Jumat, 22 Juli 2016

LOMBOK : Kawin Culik & Pantai Cantikmu Menggodaku Lagi (Day 01)



Pernah pergi ke Bali ??? Pernah lah yaaa.. Pasti kagum sama keindahan pantainya.
Pernah pergi ke Lombok ??? Pasti akan lebih kagum lagi dengan keindahan pantainya (bahkan saya jadi menganggap Bali "ga ada apa-apanya lagi" dibandingkan Lombok hehee.., please no offense).
Bahkan setelah akhirnya saya berhasil pergi ke Flores, Flores jauuuhhh lebiihh wooowww dibandingkan Lombok.
Kayanya makin ke timur Indonesia, pesona alamnya makin memikat dan susah bikin move on yak..

Sekarang bahas dulu lah tentang Lombok, yang telah berhasil menggoda saya (lagi) untuk mengunjungi kedua kalinya.

Kedatangan kedua saya ke Lombok (19 -22 Mei 2016) lagi-lagi bersama sahabat travelling saya, neng Epa yg selalu setia menemani,, dan nambah personil baru yaitu emak & adik saya.
Driver yg menemani kami pun masih sama dengan driver yg kami gunakan di tahun 2013, Om Anton (+62 819 - 0785 - 9568).

ITINERARY

19 Mei 2016
  • Kedatangan di Airport Lombok Praya
  • Desa Sade
  • Pantai Selong Belanak
  • Pantai Semeti
  • Pantai Mawun
  • Pantai Tanjung Aan
  • Menginap di Hotel Jayakarta, Senggigi
 20 Mei 2016
  • Gili Trawangan - Gili Meno - Gili Air
  • Bukit Malimbu
  • Beli oleh-oleh di Toko Lombok Exotic
  • Menginap di Hotel Jayakarta, Senggigi
21 Mei 2016
  • Gili Nanggu
  • Gili Kedis
  • Menginap di Hotel Novotel Lombok, Mandalika
22 Mei 2016
  • Pantai Mandalika
  • Bukit Seger
  • Pantai Seger
  • Kembali ke Jakarta
Naik maskapai kepercayaan hehee




DESA SADE : Desa Adat Suku Sasak

Kawasan desa adat ini berlokasi tidak jauh dari bandara Lombok Praya, terletak di tepian jalan raya. Setelah mengisi buku tamu & mengisi kotak dana serela hati, kita akan dipandu oleh seorang guide untuk berkeliling kawasan Desa Sade.

Seluruh atap rumah yang ada di Desa Sade ini terbuat dari jalinan alang-alang. Semakin rapat jalinan ilalang, atap rumah semakin awet & semakin lama untuk diganti.
Rumah-rumah di sini terdiri dari beberapa fungsi, yaitu rumah untuk dijadikan tempat tinggal (bale tani), ada pula yang dijadikan lumbung atau tempat penyimpanan padi, dan rumah atau bale yang digunakan sebagai tempat pertemuan (bale berugak). Guide kami juga menunjukkan ada sebuah rumah mungil (seukuran kamar tidur doank kayanya deh..) yg disebut bale kodong. Oalaaahhh ternyata rumah mungil alias bale kodong ini dihuni oleh pasangan yg baru menikah, hingga akhirnya nanti mereka sudah sanggup untuk membangun rumah sendiri yang lebih besar. Hmmmm,, ukuran yg pas lah yaaa utk berbulan madu # ehhhhh

Seperti yang udah pernah saya tulis sebelumnya di postingan Lombok yang pertama, lantai rumah di sini terbuat dari tanah liat, dan di-pelnya dengan menggunakan KOTORAN KERBAU,,, iyaaaaaaa kotoran kerbau. Berbau ngga ?? Hmmm,, saat kami ke sana pas baru selesai di-pel, dan sama sekali TIDAK BERBAU lowh.. Menurut sang guide, mengapa dipel dengan menggunakan kotoran kerbau, supaya lebih bersih lantainya & lebih padat, juga utk mencegah serangan nyamuk. Jadi ga perlu repot oles2 lotion anti nyamuk lagi lah yaaaa yg bikin kulit kering kerontang, eeewww..

PENGEN KAWIN ? CULIK DULU SANG PERAWAN PUJAAN HATI

Yup,, memang begitu tradisi yg terjadi dalam Suku Sasak. Bila sang pria & si gadis udah sama saling suka dan sama-sama mau (mau menikah maksudnyeeee..), sang pria harus diam-diam menculik gadis pujaannya dari rumah orang tua si gadis, lalu disembunyikan di suatu tempat (udah kaya mau main petak umpet aja yaa, tp main petak umpet sama calon mertua ahahaaa..).
Setelah misi menyembunyikan anak gadis orang berhasil, sang pria bakal ke rumah orang tua si gadis & mengutarakan niatnya untuk menikahi si gadis ini. Setelah di-acc, barulah sang pria & si gadis akan kembali ke rumah orang tua si gadis, ini yg disebut nyongkolan (semoga penulisannya benar ..).

Hasil kerajinan tenun penduduk Desa Sade

Belajar menenun

Hampir setiap halaman rumah digunakan untuk menjual hasil kerajinan penduduk desa

Hasil kerajinan tenun penduduk Desa Sade

Alat tenun

Bagian dalam rumah tempat tinggal (bale tani)

Bagian dalam rumah tempat tinggal (bale tani)

Lumbung penyimpanan padi

Wanita muda dan tua tanpa kecuali melakkan kerajinan menenun kain

Setiap rumah menggunakan atap dari jalinan alang-alang

Gerbang masuk Desa Sade

PANTAI SELONG BELANAK : Ramaaaiiii

Pantai Selong Belanak terletak di daerah Lombok Selatan, tidak begitu jauh dari bandara & Pantai Kuta.
Saat kami ke sana sedang padat wisman & wisdom, padahal bukan laagi long weekend loohh.
Pantai ini lumayan luas dan memiliki garis pantai yang panjang banget, dan landai bangeettt,, jadi enak banget untuk disusuri. Butiran pasir putihnya pun halus banget, jadi tidaak terasa kasar di telapak kaki.
Dan yang patut diacungi jempol, area pantainya bersiiihhh. Semoga terjaga terus lah yaaa, amin.

Sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh para turis di sini adalah berjemur & surfing.















PANTAI SEMETI : Virgin Beach, My 2nd Fav Beach in Lombok

Belum begitu banyak orang mengetahui bahkan masih jarang yang pernah mendengar nama Pantai Semeti. Kami juga belum pernah mendengar nama pantai itu sama sekali, hingga akhirnya Om Anton membawa kami ke mari, dan dengan segera Pantai Semeti menjadi pantai favorit ke-2 di Lombok setelah Pantai Pink (Pantai Tangsi).

Saat kami tiba di Pantai Semeti, tidak ada orang SAMA SEKALI, totally sepi banget, hanya ada kami ber-4. Yaaayyy,, pantai pribadi *jingkrak salto
Tapi menuju ke pantai ini juga bukanlah perjuangan yang mudah. Perjalanan menuju pantai ini akan melalui jalan aspal yang berlubang, lalu dilanjutkan dengan jalan tanah yang bergelombang (ga kebayang deh gimana kalau melewati jalan ini saat hujan, hiiii...), jalan ini berada di tengah-tengah persawahan tadah hujan. Jarak tempuh mungkin sebenarnya pendek, tapi waktu tempuh terasa sangat lama karena jalanan yg rusak & bergelombang parah ini.
Saat mau tiba, kita akan menjumpai pertigaan, belok kiri untuk menuju Pantai Semeti dan belok kanan jika mau menuju Pantai Mawi (pantai bagi para peselancar).
Tapi semua kelelahan ini benar-benar terbayar lunas dengan keindahan Pantai Semeti yang tersembunyi di balik bukit-bukit hijau, worth it !!! 

Garis pantainya mungkin tidak sepanjang Pantai Selong Belanak, tapi pantai ini cukup landai. Air di dekat bibir pantai juga tenang karena terkurung oleh batu-batu karang, tapi begitu melewati deretan batu-batu karang tsb, ombak cukup besar menghantam.

Saat kami sedang asik di "kolam" air laut yang tenang, tiba-tiba kami mendengar suara deru yang cukup keras. Penasaran, kamipun mendekati sumber bunyi tsb. Ternyata itu adalah suara debur air laut yang keras menghantam batu-batu karang tinggi yang ada di sebelah kiri Pantai Semeti, ada juga air laut yang memasuki celah-celah batu karang tinggi tsb dan terjadilah "waterblow" mini. 

Untuk menyaksikan sumber bunyi keras tadi, cukup berjalan ke arah kiri ke arah tumpukan batu-batu karang tinggi berwarna hitam, lalu panjat hingga ke atas tapi harus eksta hati-hati banget, karena selain batu-batu karang yg tajam juga licin terkena hempasan air laut.
Begitu sampai di atas, voila,,, hamparan laut biruuu banget terpampang luas depan mata, ombak yang bersahut-sahutan seakan berlomba untuk mencapai tepian batu karang yang mejulang tinggi dan angkuh, namun sang ombak harus terhempas keras kembali ke laut. Bahkan "mini waterblow" yang dihasilkan pun membuat kami terpana tercengang, kagum.




The crystal clear sea-water










Bersiap-siap menantikan mini waterblow

Mini waterblow

Mini waterblow

Mini waterblow











Bale-bale sederhana tempat berteduh

Jalan menuju Pantai Semeti

Bale sederhana tempat berteduh




PS : karena pantai ini masih sepi banget, jadi ga ada fasilitas WC atau kamar bilas, ataupun penjual makanan minuman.

PANTAI MAWUN : Tak Sehening Dulu

Setelah gosong (namun puasssss) di Pantai Semeti, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Mawun. Pertama kali kami mengunjung Pantai Mawun pada tahun 2013, dan Mawun merupakan salah satu pantai favorit kami karena selain pantainya cantik, pantai ini masih sepi dan tenaaaang bgt, damai rasanya. Jadi kami sangat excited mengunjungi pantai ini lagi.

Begitu sampai di sana, loohhh loohh,,, udah ada lapangan parkirnya ya ? Koq di parkiran ada bus-bus gede serta banyak motor & mobil ya ? Koq banyak penjual makanan ya ? Kenapa sekarang gazebo-gazebo utk santai-santai di pantai jadi disewakan ya ? Kenapa sekarang udah ada kursi-kursi pantai ya ? Sekarang berbayar tho ya utk masuk ke pantai ini ? Oalaaahhh,, banyak orang banget di pantai ini huhuhuhuuuuuuu... Ini pantai atau pesta rakyat PRJ ???

TIGA (3) TAHUN LALU tidak kami jumpai sedikit pun "hal-hal" yang udah saya sebutkan di atas. Dulu pantai cantik ini sangat sepi dan tenang, damai sekali rasanya karena paling hanya ada orang-orang yang jumlahnya bahkan tidak sampai 10 orang. Dulu dengan bebasnya kami leyeh-leyeh di bawah gazebo, ditemani semilir angin dari pohon-pohon di sekitar gazebo. Bahkan bersantai di pantai bisa dengan tenangnya tanpa diganggu oleh suara orang-orang yang menjual makanan ataupun hasil kerajinan tangan.
Aaahhh,, jadi sedih. 

Kalau mau lebih sepi, cobalah berjalan ke arah kanan pantai mendekati bukit, di situ suasana lebih sepi dan air laut pun lebih tenang & dangkal.








Bagian Pantai Mawun yang lebih sepi & lebih tenang



Bagian Pantai Mawun yang lebih sepi & lebih tenang


PANTAI TANJUNG AAN : Crowded Beach

Ini kunjungan saya yg kedua kalinya ke Pantai Tanjung Aan, dan pantai ini semakin ramai saja setelah kedatangan saya yg pertama kali.
Pantai Tanjung Aan, salah satu pantai cantik di Lombok, merupakan pantai unik yang memiliki 2 jenis pasir : pasir berbutir merica dan pasir putih. Begitu kita mencapai pantai ini, di satu sisi pantai terdapat hamparan pasir butir merica (butir pasirnya benar-benar mirip butiran merica !!!), dan di sisi lainnya terhampar pasir putih, dan keduanya hanya terpisah dengan bukit batu.

Di pantai ini kita dapat berfoto-foto, berenang di laut yang tenang, atau sekedar duduk-duduk di atas pasir putih yang lembut. Namun hati-hati dengan penjaja dagangan yang tidak henti-hentinya mendatangi pengunjung menawari dagangannya, bahkan ada yang menjual botol minuman plastik yang telah diisi dengan pasir butir merica (Rp 1,000 per botol pasir).

Karena ramainya orang yang berada di pantai, kami memilih untuk mendaki bukit yang memisahkan kedua jenis pasir tersebut (ada tangganya koq), dan voila !!! terhamparlah pemandangan hamparan pasir pantai Tanjung Aan dan laut lepas dari atas bukit.
Kami memilih untuk menikmati suasana Tanjung Aan dari atas bukit, karena sudut pandang lebih luas, lebih sepi, dan anginnya berhasil membuat cuaca panas terik menjadi semriwiiiiing..


Oya, di pantai ini juga ditawarkan boat (berbayar)untuk menghantarkan anda ke obyek wisata lain, yaitu Pantai Batu Payung.









Tangga menuju ke atas bukit



Perahu tradisional yang akan menghantarkan anda ke Pantai Batu Payung













0 comments:

Posting Komentar