Jumat, 16 Januari 2015

LOMBOK : A Must Explore Island (Day 1)

Once the travel bug bites, there is no known antidote. And I know that I shall be happily infected until the end of my life.  - Michael Palin -




Loyalitas kami (tsaaahhhh,, istilahnya ga nahan) kepada maskapai Garuda Indonesia (lebih tepatnya loyalitas pencarian tiket promo Garuda) dengan sukses menghantarkan kami ke Pulau Lombok, salah satu pulau di Propinsi NTB, di tahun 2013.
Pulau Lombok memang sudah lama sekali menjadi incaran kami, karena banyak yang bercerita bahwa Lombok jauuuhh lebih indah daripada Bali, namun belum begitu banyak yang mengunjungi & mengeksplorasinya.
Emang siy harga promo yang kami dapatkan tidak sedahsyat harga yang kami dapatkan kemarin saat ke Bali dan Belitung, tapi udah lumayanlah daripada lo manyun hihiii.. Yang penting liburaaaaannn,, dan pantaiiiiii.. *sumringah lebar

AKOMODASI

  • Tiket promo maskapai Garuda Indonesia untuk flight Jakarta - Lombok PP 14-17 Nov 2013, harga yang berhasil kami dapatkan : IDR 1,313,500 / orang / return.
  • Untuk hotel, syukur alhamdulillah, kami dapat "bantuan" sehingga terwujud menginap di Novotel Hotel Lombok, yippieeeee... (http://www.novotel.com/gb/hotel-0571-novotel-lombok-resort-and-villas/index.shtml)
  • Secara kami bertiga belum ada yang pernah jalan-jalan ke Lombok, maka kami memanfaatkan jasa travel yang sudah sering digunakan oleh salah satu dari kami, yaitu WanTuGo Travels (www.wan2go.com), 0815 - 13037037, 0813 - 98168927, 021 - 49704937, twitter +WANTUGO JELAJAH NUSANTARA , info@wan2go.com
  • Harga yang kami dapatkan dari WanTuGo Travels : IDR 1,500,000 / orang; yang termasuk di dalamnya adalah : mobil Avanza + BBM + driver + retribusi/parkir di objek wisata + tiket kapal ke Gili Trawangan PP + glass bottom boat dan snorkelling selama di Gili Trawangan.

ITINERARY

Jadwal perjalanan (itinerary) selama 4 hari 3 malam sudah disiapkan oleh pihak WanTuGo Travel, tetapi bersifat fleksibel karena dalam penyusunan jadwal ini banyak request tempat dari kami, sehingga mereka akan mengatur supaya waktu dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
  • Hari 1 : Bandara Lombok Praya - Pantai Mawun - Desa Sade - Pantai Tanjung Aan - Pantai Kuta - Novotel Hotel (check in)
  • Hari 2 : Kunjungan ke 3 gili & snorkelling (Gili Trawangan - Gili Air - Gili Meno) - Bukit Malimbu - toko mutiara - toko oleh-oleh khas Lombok.
  • Hari 3 : Pantai Tangsi / Pantai Pink untuk snorkelling seharian.
  • Hari 4 : menghabiskan waktu leyeh-leyeh menikmati fasilitas Novotel Hotel 
Okeeehhh,, semua sudah dipersiapkan,, saatnya meluncuuurrrr..



PANTAI MAWUN : "Private" beach

Setelah beranjak meninggalkan bandara Praya, Lombok, kami langsung pergi menuju ke Pantai Mawun. Mengarungi jalan sempit dengan kontur naik turun dan berliku, pemandangan bukit-bukit yang hanya ditumbuhi semak belukar, melewati rumah-rumah sederhana penduduk sekitar pantai yang sebagian penduduknya sedang asyik menggali tanah bebatuan yang diperkirakan mengandung emas, akhirnya rasa lelah kami terbayar saat kami sampai di Pantai Mawun.

Pemandangan yang disajikan di depan mata sanggup membuat kami terhenyak diam. Terhampar luas pantai pasir putih, kontras dengan laut biru nan jernih. Pantai yang sungguh sunyi dengan arus laut yang tenang, sungguh suasana yang sanggup mendatangkan perasaan damai. 
Pantai ini dikelilingi oleh banyak bukit, dan karena kami datang pada saat bulan November di mana hujan belum mulai turun di Lombok, maka di atas bukit-bukit tersebut hanya terlihat tumbuhan kering yang meranggas, menghasilkan aura warna coklat gersang, pucuk daun pohon hijau belum mau menampakkan dirinya.

Saat itu hanya terlihat 2 orang turis asing yang sedang berenang di laut. Serasa pantai pribadi, karena kami tidak perlu terganggu oleh lalu lalang wisatawan ataupun pedagang yang menawarkan barang atau jasanya. Dan yang terpenting, tidak terlihat sampah di area pantai ini. Di area pantai hanya terdapat beberapa gazebo (semacam bale-bale) untuk beristirahat dan tidak terdapat tempat penginapan di sekitar area pantai. Papan petunjuk arah pun sangat minim. Tapii,, kami sangat menikmati suasana patai ini. Lovely beach :)

Suasana pantai yang sepi dan tenang

Suasana pantai yang sepi dan tenang

Suasana pantai yang sepi dan tenang

Yaaayyy,, serasa punya pantai pribadi. Bebas lari-lari & teriak hehee..

Gazebo (bale-bale) terletak di sepanjang garis pantai

KAMPUNG SASAK (DESA SADE) : Mengenal budaya Sasak lebih dekat

Tempat tujuan berikutnya adalah Desa Sade. Mengunjungi Desa Sade, salah satu perkampungan Suku Sasak (penduduk asli NTB) dapat memperkaya pengetahuan ragam budaya Indonesia. Di sini kami dipandu oleh seorang tour guide yang juga penduduk asli kampung ini, kami diajak berkeliling kampung yang tidak terlalu luas, melihat rumah asli Suku Sasak yang masih beratap alang-alang (jerami) dan berbentuk gunungan, masuk ke dalam salah satu rumah, dan melihat lebih dekat bagaimana para wanita di sini mengerjakan kerajinan tenun khas Suku Sasak.

Menurut keterangan tour guide kami, rumah asli Suku Sasak pada bagian lantai dan tangga serta sebagian dindingnya terbuat dari campuran tanah liat dan KOTORAN KERBAU / SAPI (sebagai pengganti semen), yang tujuannya agar rumah tetap hangat.
Dipel-nya pun dengan menggunakan kotoran sapi / kerbau yg masih hangat, minimal sebulan sekali untuk menjaga agar lantai tidak retak. Dan hebatnya, rumah tsb tidak berbau !!! 

Di rumah suku Sasak terdapat ruang bersalin lowh, karena mereka tidak pergi ke dokter melainkan memanggil dukun beranak jika ada wanita yang hendak melahirkan.

Masih menurut keterangan sang tour guide, di suku mereka tidak mengenal istilah pdkt (pendekatan) atau pacaran. Jadi jika seorang pria menyukai seorang wanita, sang pria harus menculik wanita tersebut dari rumah orang tua pihak wanita pada waktu malam hari dan menikahinya. Jika saat si pria menculik si wanita dan ketahuan oleh orang tua pihak wanita, pernikahan batal dan si pria akan mencari kesempatan lain utk nyulik si wanita lagi. Unik ya, hihihiii..
 
Dan masih banyak info-info berharga lainnya yang membuat kita semakin mengagumi dan menghargai budaya Indonesia.




Gerbang masuk menuju Desa Sade

Kotak sumbangan sukarela

Atap rumah Suku Sasak berbentuk seperti gunungan dan terbuat dari jerami yang disusun lalu diikat dengan tali.

Rumah beratap alang-alang (jerami)

Mesjid beratap alang-alang (jerami)

Kerajinan tenun suku Sasak

Menurut sang Ibu, kain tenun ini harga jualnya berkisar dari 200 ribuan - jutaan. *wooww

Bagian dalam rumah suku Sasak, beneran lowh ga bau sama sekali.. *amazed



Bagian dalam rumah suku Sasak, beneran lowh ga bau sama sekali.. *amazed

TANJUNG AAN : 1 Pantai terhampar 2 jenis pasir

Pantai Tanjung Aan, salah satu pantai cantik di Lombok, merupakan pantai unik yang memiliki 2 jenis pasir : pasir berbutir merica dan pasir putih. Sungguh mengagumkan! Begitu kita mencapai pantai ini, di satu sisi pantai terdapat hamparan pasir butir merica (butir pasirnya benar-benar mirip butiran merica !!!), dan di sisi lainnya terhampar pasir putih, dan keduanya hanya terpisah dengan bukit batu.

Di pantai ini kita dapat berfoto-foto, berenang di laut yang tenang, atau sekedar duduk-duduk di atas pasir putih yang lembut. Namun hati-hati dengan penjaja dagangan yang tidak henti-hentinya mendatangi pengunjung menawari dagangannya, bahkan ada yang menjual botol minuman plastik yang telah diisi dengan pasir butir merica. Setelah puas berfoto dan bermain air, cobalah untuk mendaki bukit batu yang memisahkan kedua pasir tersebut (ada tangganya koq), dan voila !!! terhamparlah pemandangan hamparan pasir pantai Tanjung Aan dan laut lepas dari atas bukit. Dan jangan lekas turun dulu, karena menikmati panorama matahari terbenam (sunset) dari atas bukit benar-benar sensasi yang menimbulkan rasa damai dan syukur.

Pemandangan dari atas bukit
Pasir butir merica

Pasir butir merica. Agak susah berjalan di pantai yang pasir basahnya berjenis butir merica, hehe

Sisi pantai yang memiliki pasir putih (dilihat dari atas bukit)

Sisi pantai yang memiliki pasir butir merica (dilihat dari atas bukit)
Di bagian belakang terlihat bukit batu yang "wajib" didaki ;p


Pasir putih
Bukit batu

Tangga untuk menaiki bukit batu

Duduk santai di atas bukit batu, menikmati pemandangan laut lepas
Pasir putihnya halus banget

Sunset at Tanjung Aan
Sunset at Tanjung Aan

Setelah puas menikmati sunset  di Tanjung Aan, kami langsung menuju Novotel Hotel untuk proses check in. Hotel kami sangat dekat dengan Pantai Kuta (Novotel terletak di Pantai Mandalika). Yang kami tahu Pantai Kuta Lombok cukup terkenal, tapi entah mengapa pada saat kami melintasinya, kami cukup kecewa. Yaaahhh,, begini aja niy pantai ???
Paantai yang tidak terlalu ramai, kotor, dan banyak teronggok reruntuhan bekas kios-kios pantai. Menurut driver kami, pemerintah memang sedang ingin membenahi Pantai Kuta, langkah awalnya adalah merapikan banguna-bangunan kios pantai. Semoga benar-benar terwujud deh suasana Pantai Kuta yang indah dan bersih.


























0 comments:

Posting Komentar